Faktor-Faktor Gambling
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Berjudi Bahwa perilaku berjudi memiliki banyak efek samping yang merugikan bagi si penjudi maupun keluarganya mungkin sudah sangat banyak disadari oleh para penjudi. Anehnya tetap saja mereka menjadi sulit untuk meninggalkan perilaku berjudi jika sudah terlanjur mencobanya. Dari berbagai hasil penelitian lintas budaya yang telah dilakukan para ahli diperoleh beberapa faktor yang amat berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi. faktor tersebut adalah:
1.Faktor Sosial & Ekonomi
Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Tidaklah mengherankan jika pada masa undian SDSB di Indonesia zaman orde baru yang lalu, peminatnya justru lebih banyak dari kalangan masyarakat ekonomi rendah seperti tukang becak, buruh, atau pedagang kaki lima.
Dengan modal yang sangat kecil mereka berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam sekejab tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi sosial masyarakat yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya perilaku tersebut dalam komunitas.
2. Faktor Situasional
Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya. Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah suatu yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya kemungkinan menang sangatlah kecil).
Peran media massa seperti televisi dan film yang menonjolkan keahlian para penjudi yang “seolah-olah” dapat mengubah setiap peluang menjadi kemenangan atau mengagung-agungkan sosok sang penjudi, telah ikut pula mendorong individu untuk mencoba permainan judi.
Beberapa fase yang bisa dibedakan sampai dengan berkembangan pada ketagihan dari judi.
1. Fase pertama dari induksi: ini fase perkenalan dengan dunia perjudian, biasanya masih kala usia masih muda dengan orientasi, dan pengaruh pergaulan.
2. Fase dari “adopsi”: mengambil kebiasaan atau kebiasaan (melewati waktu luang, atau iseng). Moment ini yang menentukan terus atau tidak bermain judi.
3. Fase dari “promosi”: ini sudah menjadi pilihan untuk mau main judi. Jadi behaviornya (kelakuan) untuk main sudah jadi kesibukannya, karena ada motivasi pribadi yang diemban dan diharapkan untuk terwujud.
4. Fase ketagihan : perubahan tingkah laku dari bisa kontrol menjadi ketagihan judi. Dalam literatur yang paling banyak di pakai mengenai perkembangan ketagihan dengan judi : fase menang, fase kalah dan fase putus asa, dimana aksennya dalam situasi keuangan dan si penjudi.
5. Fase memulainya: fase ini penting untuk sipemain untungnya. Makanya dalam perjudian banyak dipakai kata, “beginers luck”, Jika pada permulaannya sudah menderita kalah, maka dia tidak begitu tertarik lagi untuk main seterusnya. Karena harga diri tidak bisa menerimanya. Kalau pemain sesuai dengan harapannya, dia dalam fase menang.
6. Fase menang : fase ini mempunyai pendirian tertentu. Pertama dia main dengan uang kecil tetapi ini cepat prosesnya dengan main besar. Nilai uang menjadi lain untuk si pemain. Dan uang menang menjadi status. Ini menjadi dorongan mau menjadi lebih. Lama kelamaan menjadi integrasi dengan kelakuanrnya. Main judi belum merugikan dirinya. Umumnya si pemain kehilangan realitas dengan suksesnya dan merasa hebat dengan wawasannya mengenai permainan judi. Tetapi moment tertentu krusial: fase berikutnya datang fase penjudi menang dengan ciri:
- Sekali- kali main judi, bertahap semakin sering bermain.
- sering menang, mendapat rasa senang, dan tergiur lebih sering pergi main.
- taruhannya jadi lebih tinggi, untuk pemenuhan ambisi mendapat keuntungan besar.
- fantasi mengenai kemenangan, menyombongkan diri mengenai hasilnya.
- optimis yang tak pantas.
7. Fase kalah: Fase ini si pemain sudah mulai sering kalah, dia mulai mendapat perasaan bahwa dia juga bisa kalah, dengan ini harga dirinya mulai kacau. Dia hanya melihat jalan satu-satunya bermain lebih intensif, dengan harapan kekalahannya atau kerugiannya bisa kembali. Jika disinggung tentang kelakuannya bermain judi, dia akan merasa tersinggung, marah dan akhirnya memperlihatkan kelakuan yang menyakitkan, seperti berbohong, menipu, dan memikir jalan keluar di sembunyikan. Problem paling besar itu bagaimana mendapat uang supaya bisa main judi. Banyak pemain dalam fase ini meminjam duit di bank, teman, korupsi untuk bisa main. Ini akan terjadi kumulatif dan terjadi fase baru untuk dia. Ciri dari fase penjudi kalah dengan ciri:
- periode panjang dengan selalu kalah
- hanya judi yang ada dalam pikirannya
- merahasiakan / kebohongan., kehilangan kontrol diri
- di rumah tidak menyenangkan (pemarah, mudah tersinggung, mengambil barang)
- pinjam uang besar legal dan ilegal.
- pembayaran utang di tunda atau sama sekali tidak membayar
- perubahan pribadinya seperti (tarik diri, malas bekerja. Tidak bertanggung jawab pada kewajiban)
- kehilangan waktu untuk relasi dan keluarga
- tidak bisa berhenti lagi, ketagihan berat.
Sumber Lebih lengkap : http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=278
Situs Resmi Judi PokerV RUBYQQ.COM
BalasHapusHanya Dengan 1 USER ID anda dapat memainkan 7 GAMES !!
BandarPoker | PokerOnline | CapsaSusun | DominoQQ | BandarQ | AduQ | SAKONG
BEST OF THE BEST POKER ONLINE!
PLAY REAL GAME GET REAL MONEY!
? Bonus Referral 10% + 10% ( Seumur Hidup )
? Bonus Turn Over 0,5% DI BAGIKAN SETIAP HARI !!
? NO ROBOT & ADMIN
? 100% Fair Play PLAYER Vs PLAYER
? Proses Deposit & Withdraw 1-2 Menit
? Minimal Deposit dan Withdraw Rp.15.000,-
Buruan Daftarkan diri anda Di RubyQQ.com
Dan Dapatkan Bonus – Bonus Menarik dari RubyQQ